Kamis, 30 Juni 2011

Silaturrahim I

Kadang aku merasa jengah dengan kata "teman" atau "saudara". Karena banyak orang mau mengaku "saudara" hanya karena ingin "mendapatkan" apa yang diinginkan. Dan yang kadang membuat seseorang menjadi semakin jengah ketika "saudara" kita justru mengganggu kehidupan rumah tangga kita.

Pada teorinya, banyak teman, banyak sahabat, banyak saudara bikin kita senang, bikin kita bahagia. Tapi pada kenyataannya, hal itu belum tentu terjadi.. Ada sebagian orang, yang memanfaatkan pertemanan untuk mendapatkan kesenangan pribadinya. Entah itu dari uang yang dimiliki, atau karena fasilitas yang lain.Bahkan lebih parah lagi, kalau kata teman itu justru bermuara pada perselingkuhan, ini bisa terjadi karena si pelaku adalah dua manusia berbeda jenis kelamin. Inilah yang diatur dalam Islam.

Islam tidak menganjurkan pemeluknya untuk berhubungan dua manusia berbeda jenis yang bukan mahromnya untuk berhubungan terlalu erat. Bukan berarti islam melarang karena "silaturrahmi"nya, tapi karena efek yang ditimbulkannya. 

Baru-baru saja, ada seorang teman lama kembali menghubungiku. Dengan dalih pertemanan dia mencoba berkomunikasi. Lalu, mencoba mengingatkanku pada masa lalu saat kami sama-sama diorganisasi kepemudaan. Sejenak ingatanku melayang pada masa lalu. Dimana masa itu, keceriaan adalah menu utama diantara para anggota didalam organisasi, semuanya menganggap dirinya sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan. Hebat memang...

Tapi kenapa justru buntutnya jadi ga enak? Bukan saja membuat resah bagi istriku tercinta, tapi juga bagiku secara pribadi. Mulai yang telephone berdering terus menerus, sampai sms yang menurutku, isinya "ga mutu".
Ada yang minta bantuan ini dan itu dengan berbagai alasan, ada juga yang mencoba menggoda dengan "menawarkan" adiknya yang juga sudah bersuami. "Ga bener", pikirku. Sebenarnya apa sih motivasi bagi pelaku silaturrahim seperti itu?

Sejenak kita renungkan arti silaturrahim dalam islam. Silaturrahim adalam menyambung hubungan persaudaraan. Yang namanya saudara, kalau kurang ya dibantu, artinya kalau kurang bener, ya kita ingatkan, kalau kurang materi, ya kita sumbang. Asal jangan kurang ajar....

Semua yang ada pada kita suatu saat nanti akan dimintai pertanggungjawabannya. Tidak sampai nunggu kita mati, kita sudah dimintai pertanggungjawaban. Apalagi kalau sampai mati.... waaah bisa celaka. Bayangkan jika amanah yang kita berikan pada orang lain ternyata tidak dijalankan dengan sepenuh hati. Pasti kita akan kecewa. Apalagi amanah yang kita berikan itu, diselewengkan. Wooow.... luar biasa. 

Demikian juga dalam hidup berumah tangga. Istri adalah amanah bagi suami, dan suami adalah amanah bagi istri. Jika salah satunya tidak menjalankan amanah dengan baik, pasti akan terjadi kekecewaan disalah satu pihak. Berumah tangga pasti kita mengatakan didasari CINTA. sedangkan cinta adalah HARAPAN. pasti harapan kita, tidak ingin menjadi kekecewaan. Dan saya mengharapkan, istriku menjadi bidadari duniaku, dan bidadari syurgaku. Itu adalah harapan...  maka untuk menjadi hal seperti itu, maka tugas suami adalah menjaga sang istri. Menjaga dari rasa cemburu yang bisa dihasilkan karena pertemanannya dengan orang lain, rasa curiga yang dihasilkan dari pergaulannya, rasa aman dari hasil pekerjaanya. (gaji/penghasilannya). Rasa aman dari yang haram dan syubhat yang dilakukan oleh suaminya. Demikian juga dengan suami, pasti mengharapkan hal serupa dari sang istri. Namun apa yang terjadi jika hal itu tidak terwujud? Pasti kekecewaan itulah hasilnya. Inilah yang biasanya terjadi pada dunia perkawinan.

Maka Silaturahim yang baik adalah silaturrahim yang didasari karena Allah. Jika kita mencintai saudara karena Allah, maka Insya Allah, hal itu akan menjadi indah. Namun karena dasarnya adalah karena Allah, kita pasti harus berjalan sesuai dengan syariat yang telah ditetapkan oleh Allah didalam Firman-firmanNya dan juga sesuai dengan Hadits dari RosulNya.

So Buat Saudara-saudaraku... yuuk kita jkaji lagi "pertemanan dan persaudaraan" kita, apakah sudah sesuai dengan syariat yang telah ditetapkan? Insya Allah lain waktu, akan kita gali Adab Silaturrahmi menurut pandangan Syariat Islam...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar