Senin, 11 Juli 2011

Kenapa harus menghina?


Sebenernya aku nggak tahu banget tentang agamaku ini. Hanya mengerti sedikit-sedikit, itu juga karena  nonton acara "ceramah pagi" di TV. atau juga sekedar baca buletin yang disebarkan di Masjid pas waktu sholat jumat. Dan kalau diajak berdebat tentang ajaran mana yang lebih bagus antara islam dan diluar islam, jelas aku kalah. Karena aku memang ga bisa berdebat tentang ajaran agama yang aku peluk sejak lahir ini. Selain aku ga bisa menerangkan antara dalil ini dan dalil itu, mana yang shohih dan mana yang tidak shohih, urutan ayat Al-quran yang satu dengan yang lain, hubungan ayat per ayat atau hadits per hadits, sebab turunnya Ayat, atau sebab terjadinya hadits. Maka aku akan mengatakan RA DONG BLAS! alias ga tau sama sekali. Yang aku tahu ya hanya sebatas menjalankan apa yang aku tahu. Yah, inilah kesalahanku. agama hanya sekedar rutinitas dan tradisi. 
Tapi yang aku rasakan dengan agama ini, agaknya bisa dijadikan bahan renungan. Sekali lagi bukan sebagai bahan perdebatan. Karena agama menurutku tidak layak untuk diperdebatkan. Kenapa? Jelas dan tegas agamaku mengatakan, LAKUM DIINUKUM WA LIYADIN... Agamamu ya untukmu, agamaku ya untukku. Jelaskan? Terus kenapa orang harus mendebat kalau agama yang aku peluk ini salah, nabinya busuk dan sebagainya. 

Menurutku yang awam tentang agama sih, jalanin aja apa yang kita yakinin benar. Setiap manusia memang punya kecenderungan untuk mengajak. Mengajak orang lain untuk setuju dengan pendapatnya, mengajak orang lain untuk mengikuti langkah-langkahnya dan mengajak orang lain untuk bersatu dengan dirinya. Itulah fitrah manusia.  Apapun posisi kita dan dimanapun kita berada,  manusia tetap akan melakukan hal itu. Tapi apakah memang dalam mengajak orang  lain harus dengan mengadakan perdebatan?   Harus dengan menjelek-jelekan orang lain? 

Fitrah bagi mahluk yang hidup dimuka bumi adalah mempertahankan diri ketika dia merasa diancam. Demikian juga manusia. Jika merasa dirinya diancam maka dia akan memberontak sesuai dengan kemampuannya. Jika dia merasa di hina namun dia tak bisa membalas dengan hinaan maka perkelahianlah yang terjadi.

Jelas disini orang akan membela apa yang diyakininya. Nah inilah yang menjadi pemicu permasalahan. Kenapa kita ga damai aja sih? Kalau kita merasa agamanya yang terbaik dan paling baik ya jangan menghina agama orang lain... Kalau memang sukunya paling baik dan yang terbaik, ya jangan menganggap suku orang lain berada dibawahnya. Coba kita mau membuka diri, ambil satu elemen dimana kita bisa bersatu. jangan mencari perbedaan. Karena jika kita mencari perbedaan, jelas akan banyak sekali kita temukan. Contoh: kita satu agama, atau satu suku, atau satu negara, atau satu rumpun, atau satu.... dan satu yang lain... pokoknya bisa aja kita temukan kalau kita sama-sama mau membuka diri. 

Kalau dalam agama yang saya anut sih, ada ungkapan :"Belum beriman seseorang sebelum orang lain merasa aman dari mulut dan tangannya". referensi yang lain mengatakan "belum beriman seseorang sebelum orang lain merasa aman dari lisan dan perbuatannya". Tapi saya yakin dan percaya, jika dalam agama lain juga ada ungkapan yang hampir sama artinya. Seperti "Kasihilah sesamamu seperti engkau mengasihi dirimu". 

Kenapa kita ga coba ajak orang lain karena kelembutan yang kita miliki, atau karena ke-MANFAAT-an kita. Bukan karena "KEPANDAIAN" kita dalam menghina orang lain... Ke-PINTARAN-an kita dalam meng-AJAK, mestinya dapat membuat perubahan baru yang lebih baik. Apakah dari hal sopan santun, budaya, intelegensi, mental dan spirit untuk membangun. Membangun lingkungan agar lebih nyaman. Membangun bangsa agar lebih makmur dan membangun agama agar lebih berakhlaq. 


Sabtu, 02 Juli 2011

Adab Silaturahim...

Seperti janji saya yang telah lalu, sekarang kita coba ngomongin tentang Silaturrahim. Atau menjalin hubungan persaudaraan sesuai dengan ajaran Islam. Banyak Hadits Shahih yang bisa kita jadikan landasan untuk menjalin hubungan persaudaraan sesama. Diantaranya; Nabi saw bersabda : Maukah kalian aku tunjukkan akhlak yang paling mulia di dunia dan diakhirat? Memberi maaf orang yang mendzalimimu, memberi orang yang menghalangimu dan menyambung silaturrahim orang yang memutuskanmu” (HR. Baihaqi).
Selanjutnya masih ada lagi; "Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali persaudaraan (H.R. Bukhari-Muslim).

Tapi gimana sih cara atau adab kita bersilaturrahim menurut syariat islam? Insya Allah sekarang kita coba obrolin hal tersebut.

1. Niat karena ALLAH.
Silaturrahim diantara manusia adalah hal yang bagus dan sangat dianjurkan oleh agama. Itu karena manusia pada dasarnya adalah mahluk sosial, maka manusia yang satu tidak bisa lepas dari manusia yang lain. Seperti tadi malam, ada teman yang datang menawarkan bisnis kekeluargaan atau Multi Level Marketing (MLM). Sambil berbisnis sambil silaturrahim... Bagus juga idenya. uang dapet, silaturrahim juga dapet. Artinya sekali dayung dua- tiga pulau terlampaui. Dan lebih bagus lagi jika para pelaku bisnis MLM merubah niat "memprospek" bukan karena tutup point, tapi karena Allah. Pasti akan LUAR BIASA!!! karena para pelaku tidak akan mendapat rasa kecewa, melainkan rasa bahagia. Kenapa? Ketika kita datang karena "uang". maka ketika kita tidak dapat "uang" pasti kita kecewa. Namun jika karena ALLAH kita datang, orang yang kita prospek itu gabung atau tidak gabung dalam bisnis kita, tapi kita sudah "dapat" yang kita inginkan. ya.. rasa persaudaraan itu.

2. Memulai silaturrahim dari tetangga.
Abu hurairah Berkata,"seorang laki-laki berkata pada Rasulullah,"Wahai Rasulullah si Fulanah (Seorang Perempuan) terkenal sangat rajin salat dan berpuasa namun, dia suka menyakiti tetangganya dengan kata-kata.'Rasulullah berkata,"dia akan menjadi penghuni neraka."

Ada pepatah, saudaramu yang terdekat adalah yang pintu rumahnya paling dekat dengan pintu rumahmu. Bayangkan, tetangga adalah orang yang paling sering kita repotkan. dalam segala hal. Sebagai contoh; dari mulai anak-anak yang ribut dirumah, suaranya sampai kerumah tetangga. Andaikata tetangga kita mau tidur siang, emang ga tertanggu dengan suara ribut yang dihasilkan dari teriakan, jeritan anak-anak kita dan musik yang keluar dari music player yang kita punya. Sambal yang digoreng oleh istri, bikin tetangga bersin-bersin. Belum lagi kalau kita sedang kena musibah, seperti sakit atau sebagainya. Pasti tetangga duluan yang kita minta bantuannya. 

3. Saudara sedarah.
Maksudnya adalah saudara dari Bapak atau saudara dari ibu. Paman, bibi, kakek, sepupu, om, tante, dan lain sebagainya. Ini supaya kita tahu siapa saudara yang sangat membutuhkan "bantuan" kita, dan ga jadi "omongan" dikemudian hari. Bayangin aja ketika kita sudah jadi orang hebat, tapi ternyata ada saudara sepupu kita yang hidup dibawah garis kemiskinan. Dan kita tidak tahu. selanjutnya ada orang yang tahu tentang hubungan kekerabatan tersebut. Apa yang akan terjadi?

4. Sedekah.
Sedekah yang dimaksud, tidak harus berupa harta benda, melainkan membuat orang lain senang serta bahagia, itulah yang dimaksudkan sedekah. Cuma kadang kita menafsirkan sedekah dengan harta atau barang. Atau menafsirkan sedekah hanya "dari yang mampu kepada yang tidak mampu".  Padahal Senyum juga sedekah, kan? Berbuat baik dengan tidak menyakiti hati dan perasaan, juga sedekah. 

Jadi mulai kapan kita mau bersilaturrahim ? Kalau bisa jangan ditunda lagi. Fasilitas sekarang makin canggih. Dari mulai Surat, SMS, Telephone, Facebook, Twitter, YM, Skype, semua sudah membuat suasana menjadi semakin meriah dalam silaturrahim, moda angkutan juga semakin mudah. Dari mulai sepeda motor, mobil pribadi, bus, kapal laut, pesawat, dari mulai yang kelas promo sampai kelas utama. LUAR BIASA.... 

Oke sampai disini dulu tulisan kali ini, moga bermanfaat, jangan lupa komentarnya ditunggu untuk perbaikan penulisan....